Sabtu, 31 Mei 2008

Anatomi dan sistem reproduksi wanita

Anatomi Panggul Wanita

Gambar 1.1 Bagian-bagian pelvis wanita.
Pelvis wanita terdiri atas :
· Os Coxae
· Os Sacrum
· Os Coccygeus
1. Os Coxae
Terletak di sebelah depan dan samping dari Pelvis wanita. Os Coxae terdiri dari 3 buah tulang penyusun, yaitu Os Ilium, Os Ischium, dan Os Pubis.
Os Ilium
§ Os Ilium merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang panggul.
§ Memiliki permukaan anterior berbentuk konkaf yang disebut fossa iliaca.
§ Bagian atasnya disebut Krista iliaca. Ujung-ujung disebut Spina Iliaca anterior superior dan spina Iliaca posterior superior.
§ Terdapat tonjolan memanjang di bagian dalam os ilium yang membagi pelvis mayor dan pelvis minor disebut linea innominata (linea terminalis).
Os Ischium
§ Terdapat disebelah bawah os ilium.
§ Merupakan tulang yang tebal dengan tiga tepi di belakang foramen obturator.
§ Os Ichium merupakan bagian terendah dari Os Coxae.
§ Memiliki tonjolan di bawah tulang duduk yang sangat tebal disebut Tuber Ischii berfungsi penyangga tubuh sewaktu duduk.

Os Pubis
§ Terdapat disebelah bawah dan depan os ilium.
§ Dengan tulang duduk dibatasi oleh foramen obturatum.
§ Terdiri atas korpus (mengembang ke bagian anterior).
§ Os Pubis terdiri dari ramus superior (meluas dari korpus ke asetabulum) dan ramus inferior (meluas ke belakang dan berat dengan ramus ischium). Ramus superior os pubis berhubungan dengan dengan os ilium, sedangkan ramus inferior kanan dan kiri membentuk arkus pubis. Ramus inferior berhubungan dengan os ischium.
2. Os Sacrum
Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan mengecil dibagian bawahnya. Tulang kelangkang terletak di antara kedua tulang pangkal paha yang terdiri dari dan mempunyai ciri :
§ Os sacrum berbentuk baji, terdiri atas 5 vertebra sacralis.
§ Vertebra pertama paling besar, mengahadap ke depan. Pinggir atas vertebra ini dikenal sebagai promontorium, merupakan suatu tanda penting dalam penilaian ukuran-ukuran panggul.
§ Di kanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui saraf: foramina sacralis anterior.
3. Os Coccygis
§ Berbentuk segitiga dengan ruas 3 sampai 5 buah bersatu.
§ Pada saat persalinan, Os Coccygis dapat didorong ke belakang sehingga dapat memperluas jalan lahir.



SENDI PELVIS
Terdapat 4 sendi pelvis yaitu :
§ 2 Articulatio Sacroiliaca
§ Symphisis Pubis
§ Articulatio Sacrococygea
Dalam kehamilan dan persalinan, Articulatio ini dapat bergeser sedikit dan lebih longgar. Pada disproporsi sefalovelvik 'ringan' kelonggaran ini kadang-kadang dapat memungkinkan janin lahir per vaginam.
1. Articulatio Sacroiliaca
· Sebagai penghubung antara Os Sacrum dengan Os Ilium, memungkinkan gerakan terbatas ke depan dan ke belakang.
· Pergeseran yang terlalu lebar pada articulatio ini sering menimbulkan rasa nyeri dibagian persendian.
2. Symphisis Pubis
· Terbentuk dari hubungan 2 os pubis.
· Merupakan articulatio cartilagenia dan sendi amphiarthrosis yang pergerakan sendinya lebih sedikit.
· Longgarnya hubungan symphisis pubis ini dapat menimbulkan simfisiolisis yang terasa sangat nyeri.
3. Articulatio Sacroocygea
· Memiliki hubungan dengan os sacrum dan os coccygeus.
· Adanya sendi ini memungkinkan os coccygeus tertekan ke belakang pada waktu kepala janin lahir.
LIGAMEN-LIGAMEN PELVIS
§ Ligamen yang menghubungkan os sacrum dengan os ilium pada articulatio sacroiliaca merupakan yang terkuat di seluruh tubuh.
§ Ligamen Sacrotuberosum mengikat sacrum dengan tuber ischii, sedang ligamen sacrospinosum menghubungkan sacrum dengan spina ischiadika. Kedua ligamen ini membentuk dinding posterior dari pintu bawah panggul.

Gambar 1.2 Ligamen sakrospinosum dan sakrotuberosum.



BAGIAN-BAGIAN PELVIS
Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan pelvis minor.
1. Pelvis Mayor
§ Bagian pelvis di atas linea terminalis, yang tidak banyak kepentingannya dalam obsetri.
2. Pelvis Minor
§ Dibatasi oleh pintu atas panggul (inlet) dan pintu bawah panggul (outlet).
§ Pelvis minor berbentuk saluran yang mempunyai sumbu lengkung ke depan (sumbu carus).
Gambar 1.3 Potongan sagital panggul, menunjukan pelvis mayor dan minor.



Pintu atas pelvis
§ Merupakan satu bidang yang dibatasi sebelah posterior oleh promontrium, di lateral oleh linea terminalis dan anterior oleh pinggir atas symphisis.
§ Pada pelvis ginekoid pintu atas panggul hampir bundar, kecuali di daerah promontrium agak masuk sedikit.
Ukuran pintu atas pelvis, yaitu :
a) Diameter anteroposterior yang di ukur dari promontorium sampai ke tengah permukaan posterior symphisis. Diameter anteroposterior disebut juga konyugata obsetrika.
b) Konyugata diagonalis yaitu jarak bagian bawah symphisis sampai ke promontorium, yang dapat diukur dengan memasukkan jari tengah dan telunjuk ke dalam vagina dan mencoba meraba promontorium. Pada panggul normal promontorium tidak teraba dengan jari yang panjangya 12 cm.
c) Konyugata Vera yaitu jarak pinggir atas symphisis dengan promontorium diperoleh dengan mengurangi konyugata diagonalis dengan 1,5 cm.
d) Diameter tranversa adalah jarak terjauh garis lintang pintu atas panggul, biasanya sekitar 12,5 - 13 cm.
e) Diameter Oblikua, yaitu garis yang dibuat antara persilangan konyugata vera dengan diameter tranversa ke articulation sacroiliaca yang panjangnya sekitar 13 cm.


Ruang Pelvis
§ Merupakan saluran di antara pintu atas panggul dan pintu bawah panggul.
§ Dinding anteriornya sekitar 4 cm terdiri atas os pubis dengan symphisisnya.
§ Dinding posteriornya dibentuk oleh os sacrum dan os coccygeus, sepanjang kurang lebih 12 cm, Karena itu ruang panggul berbentuk saluran denagn sumbu melengkung ke depan.
Gambar 1.4 Ruang panggul.
§ Sumbu ini adalah garis yang menghubungkan titik temu konyugata vera dengan diameter transversa di pintu atas panggul dengan titik-titik sejenis di Hodge II, III, dan IV. Arah sumbu ini sesuai pula dengan arah tarikan cunam atau vakum pada persalinan dengan tindakan.
Pintu bawah pelvis
§ Batas atas pintu bawah panngul adalah segitiga spina ischiadika. Jarak antara kedua spina ini disebut diameter bispinosum adalah sekitar 9.5 – 10 cm.
Gambar 1.5 Pintu bawah panggul.
§ Batas bawah pintu bawah panggul berbentuk segi empat panjang, di sebelah anterior dibatasi oleh arkus pubis, di lateral oleh tuber ischii, dan di posterior oleh os coccygeus dan ligamen sacrotuberosum.
§ Pada panggul normal besar sudut (arkus pubis) adalah kurang lebih 90o, lahirnya kepala janin lebih sulit karena ia memerlukan lebih banyak tempat ke posterior.
§ Diameter anteroposterior pintu bawah panggul diukur dari aspeks arkus pubis ke ujug os coccygeus.

Jenis Pelvis menurut Caldwell-Moloy
1. Pelvis Ginekoid : ditemukan pada 45% wanita. Panjang diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter tranversa.
2. Pelvis Android : bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Walaupun diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter tranversa, tetapu diameter tranversa dekat dengan sacrum. Bagian dorsal dari pintu atas panggul gepeng, bagian ventral menyempit ke muka. Ditemukan 15% pada wanita.
Gambar 1.6 Jenis-jenis panggul.
3. Pelvis Antropoid : ditemukan pada 35% wanita. Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telor. Diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter tranversa.
4. Pelvis Platipelloid : Ditemukan pada 5% wanita. Diameter tranversa lebih besar daripada diameter anteroposterior.


Perbedaan pelvis berdasarkan jenis kelamin

Gambar 1.7 Bentuk pintu panggul pria. Gambar 1.8 Bentuk dan ukuran pintu panggul pada wanita.

Pria
Wanita
§ Pintu panggul pada pria mengalami penyempitan yang jelas karena adanya Promontorium ossis sacrum.
§ Cabang-cabang Os pubis pada pria membentuk suatu sudut tegak lurus, Angulus subpubicus.
§ Diameter terbesar Foramen obturatum pada panggul pria terletak pada bidang vertical.

§ Pintu panggul wanita memiliki pintu panggul yang lebih bulat dan oval melintang.
§ Sementara pada wanita berbentuk lengkung, Arcus pubicus.
§ Ala ossis ilium pada panggul wanita dapat bergeser lebih lebar.
§ Diameter terbesar Foramen obturatum pada panggul wanita terletak pada bidang transversal.



Diaphragma pelvis dan urogenital
Dasar rongga panggul terbentuk dari dua lapisan otot yang sebagian saling tumpang tindih. Diaphragma pelvis dibentuk oleh :
· Musculus Levator Ani
· Musculus Ischiococcygeus
Gambar 1.9 Diaphragma pelvis pada wanita.
2.2 Sistem Reproduksi Wanita
Saat dilahirkan seorang anak wanita telah mempunyai organ reproduksi yang lengkap tetapi belum berfungsi sepenuhnya. Organ reproduksi akan berfungsi sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa pubertas. Organ reproduksi wanita dibagi menjai dua, yaitu organ extern dan organ interna.

►Organ Reproduksi Externa

Gambar 2.0 Organa genitalia femina externa.
1. VulvaVulva merupakan suatu daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis, labia (labia mayora dan labia minora), klitoris, daerah ujung luar vagina dan saluran kemih.
Mons pubis : gundukan jaringan lemak yang terdapat dibagian bawah perut, Daerah ini dapat dikenali dengan mudah karena tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh saat seorang gadis beranjak dewasa.
Labia: Lipatan berbentuk seperti bibir yang terletak di dasar mons pubis.Terdiri dari dua bibir, yaitu labium mayora (bibir luar) merupakan bibir yang tebal dan besar dan labium minora (bibir dalam), merupakan bibir yang tipis yang menjaga jalan masuk ke vagina.
Klitoris : merupakan organ kecil yang terletak pada pertemuan antara ke dua labia minora dan dasar mons pubis. Ukurannya sebesar kacang polong, penuh dengan sel syaraf sensorik dan pembuluh darah. Organ mungil ini sangat sensitif dan berperan besar dalam fungsi seksual.
Vestibula : disetiap sisi dibatasi oleh lipatan labia dan bersambung dengan vagina. Uretra juga masuk kedalam vestibula di depan vagina, tepat di belakang klitoris.
2. Vagina
Vagina (dari bahasa Latin yang makna literalnya "pelindung" atau "selongsong") adalah saluran berbentuk tabung yang menghubungkan uterus ke bagian luar tubuh pada mamalia.
Vagina merupakan saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir pada rahim.
Dilalui oleh darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena terbentuk dari otot.
vagina bisa melebar dan menyempit. Kemampuan ini sangat hebat, terbukti pada saat melahirkan vagina bisa melebar seukuran bayi yang melewatinya.
Lekukan sempit di depan disebut fornix anterior dan yang disisi-sisinya disebut fornix lateral, sedangkan yang dibelakang disebut fornix posterior vagina.
Permukaan anterior vagina menyentuh basis kandung kemih kencing dan uretra, sedangkan dinding posteriornya menyentuh rektum dan kantong rekto-vaginal (ruang doglas).
Seperempat sebelah bawah vagina menyentuh perineum.
Pada bagian ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara. Bentuknya bisa berbeda-beda antara tiap wanita. Selaput ini akan robek pada saat bersanggama, kecelakaan, masturbasi/ onani yang terlalu dalam, olah raga dsb.
Struktur
Dinding vagina terdiri atas tiga lapis:
1. Lapisan dalam adalah selaput lendir (membran mukosa) yang di lengkapi liptan-lipatan atau rugae, sehingga mempunyai rupa seakan-akan ditutupi pepilae (selaput lendir vagina terdiri atas sel epitel gepeng berlapis)
2. Lapisan luar adalah lapisan berotot yang terdiri atas selaput longitudinal dan melingkar;
3. jaringan erektil terdapat diantara kedua lapisan diatas, terdiri atas jaringan areoler, pembuluh darah dan beberapa serabut otot tak bergaris.
Gambar 2.1 Organa genitalia feminina externa; diaphragma urogenital.
►Organ Reproduksi Interna
Gambar 2.2 Organa genitalia feminina interna;tampak dorsal.
1. Serviks
· Serviks adalah bagian bawah dari uterus yang memiliki saluran menuju vagina.
· Serviks dikenal juga dengan istilah mulut rahim. Disebut demikian karena serviks memang merupakan bagian terdepan dari rahim yang menonjol ke dalam vagina. Sehingga berhubungan dengan bagian vagina.
· Serviks memproduksi cairan berlendir (mucus). Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastik, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai uterus.
· Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka saat proses persalinan dimulai.
2. Rahim (Uterus) ● Uterus terletak dibagian pusat sistem, uterus berbentuk kantung tempat bayi berkembang. Tanpa bayi didalamnya uterus sangat kecil ukurannya hanya 7-7,5 cm.
● Pada bagian yang menuju luar, uterus berhubungan melewati bagian cervix menuju vagina yang merupakan jalan masuknya penis dan sperma.
● Merupakan organ yang memiliki peranan besar dalam reproduksi wanita, yakni dari saat menstruasi hingga melahirkan. Bentuknya seperti buah pear, berongga, dan berotot.



Uterus


Gambar 1.2 Organ reproduksi wanita tampak lateral kanan
Uterus terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
· Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan rongga perut.
· Lapisan myometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi)
· Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.


3. Ovarium (Indung Telur)
· Kedua ovarium adalah kelenjar berbentuk biji buah kenari, terletak di kanan dan kiri uterus, di bawah tuba uretina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri.
· ovarium/indung telur terletak pada kiri dan kanan ujung tuba (fimbria/umbai-umbai) dan terletak di rongga panggul. Organ reproduksi ini menghasilkan sel-sel kelamin yang disebut ovum (sel telur). Menstruasi peristiwa ini disebut ovulasi.
· Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang di sebut oosit primer.
4. Saluran Telur (oviduct /tuba fallopii)

· Tuba fallopii adalah organ yang dikenal dengan istilah saluran telur. Saluran telur adalah sepasang saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10cm yang menghubungkan uterus dengan ovarium melalui fimbria.
· Ujung yang satu dari tuba falopii akan bermuara di uterus sedangkan ujung yang lain merupakan ujung bebas dan terhubung ke dalam rongga abdomen.
· Ujung yang bebas berbentuk seperti umbai yang bergerak bebas. Ujung ini disebut fimbria dan berguna untuk menangkap sel telur saat dilepaskan oleh ovarium (indung telur). Dari fimbria, telur akan digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
· Ovum melalui satu dari dua tabung fallopi menuju (rahim). Jika sel telur dibuahi sperma, sel telur ini akan tertanam di dinding uterus. Jika tidak terbuahi, sel telur dan lapisan dinding uterus akan luruh sebagai mentruasi.
Organ-organ reproduksi membentuk apa yang dikenal dengan traktus genitalis yang berhubungan dengan traktus urinaris. Pada wanita, meskipun traktus genitalisnya berhubungan dengan traktus urinaris, akan tetapi tidak bersambung. Hal ini berbeda dengan pria yang sangat erat hubungan kedua traktus itu. Traktus genital wanita bersambung dengan ronngga peritoneum. Organ pengembangbiakan pada wanita terletak dalam panggul kecil, sementara organ pengembangbiakan laki-laki sebagian besar terletak diluar pelvis.









BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelvis wanita terdiri atas : Os Coxae ada beberapa bagian yaitu os ilium, os ischium dan os pubis, os Sacrum ,os Coccygeus. Selain itu dalam pelvis juga terdapat sendi-sendi yaitu 2 articulatio sacroiliaca, symphisis pubis, dan articulatio sacrococcygea. Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan pelvis minor. Pintu atas pelvis merupakan satu bidang yang dibatasi sebelah posterior oleh promontrium, di lateral oleh linea terminalis dan anterior oleh pinggir atas symphisis. Ruang Pelvis merupakan saluran di antara pintu atas panggul dan pintu bawah panggul. Pintu bawah pelvis merupakan batas atas pintu bawah panngul adalah segitiga spina ischiadika. Jarak antara kedua spina ini disebut diameter bispinosum adalah sekitar 9.5 – 10 cm. Berdasarkan Caldwel-Molloy terdapat beberpa jenis pelvis yaitu: Ginekoid, Android, Platipeloid dan Antropoid.
Sistem reproduksi wanita terbagi menjadi 2 bagian, organ reproduksi externa dan interna. Bagian externa terdiri dari Vulva (Mons pubis, klitoris, labia dan vestibula) dan vagina. Vagina adalah saluran berbentuk tabung yang menghubungkan uterus ke bagian luar tubuh pada mamalia. Vagina merupakan saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir pada rahim. Bagian interna terdiri dari Serviks, uterus, ovarium dan tuba fallopi. Serviks adalah bagian bawah dari uterus yang memiliki saluran menuju vagina Uterus terletak dibagian pusat sistem, uterus Kedua ovarium adalah kelenjar berbentuk biji buah kenari, terletak di kanan dan kiri uterus, di bawah tuba uretina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri. berbentuk kantung tempat bayi berkembang. Tanpa bayi didalamnya uterus sangat kecil ukurannya hanya 7-7,5 cm.

3.2 Kritik dan Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah berjudul "Anatomi Panggul dan Sistem Reproduksi Wanita" ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang menbangun dari berbagai pihak sebagai bahan perbaikan di masa yang akan datang.








DAFTAR PUSTAKA

R. Putz, R. Pabst. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 21 Jilid 2. Jakarta: EGC. 2006.
Evelyn C.Pearce. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia. 2006.
www.3DSCIENCE.com. Human Anatomy, Images, Female Reproductive System. 2007.
www.gogle.com. Sistem Reproduksi Wanita. 2007.
Andrie Gunawan, S.Ked. Diktat Bahan Kuliah Antomi Jilid I dan Jilid II. Banda Aceh. 2007.
Sarah Brewer, DR. Buku Saku; Fakta Tubuh. Jakarta: Erlangga. 1997.
Hanifa Wiknjosastro, Prof, dr,SpOG dkk. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2005.
Popi kumala, dr dkk. Kamus Saku Kedokteran DORLAN. Jakarta: EGC. 1998.

Jumat, 23 Mei 2008

Perkembangan janin intra dan ekstra uterus masalah persarafan dan imunologi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Persarafan Pada Janin

¥ Pembentukan sistem saraf pada janin

Embrio akan terus membesar sehingga pada minggu ke-5 terdapat 3 lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Ektoderm adalah lapisan yang paling atas dan akan membentuk sistem saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Neurulasi adalah pembentukan lempeng neural (neural plate) dan lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan ini untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis. Pada mulanya, tabung ini menutup pada tempat dimana akan terjadi pertemuan antara otak dan medula spinalis, sehingga kedua ujungnya menjadi terbuka. Pada saat tersebut, embrio melipat pada sumbu panjangnya sendiri dan membentuk lipatan kepala pada tabung neural ditempat pertemuan ini. Ujung kranial tabung neural menutup, di ikuti penutupan tabung kaudalnya.

Selama minggu kelima, tingkat pertumbuhan yang berbeda menimbulkan banyak lekukan pada tabung neural, sehingga dihasilkan tiga daerah otak : otak depan, otak tengah dan otak belakang.

ü Otak depan berkembang menjadi mata (saraf kranial II) dan hemisfer otak. Perkembangan semua daerah korteks serebri terus berlanjut sepanjang masa kehidupan janin dan masa kanak-kanak. Sistem olfaktorius dan thalamus juga berkembang dari otak depan.

ü Saraf kranial III dan IV (occulomotorius dan trochlearis) terbentuk dari otak tengah.

ü Otak belakang membentuk medula, spons, serebelum dan saraf kranial lain. Gelombang otak dapat dicatat melalui elektroensefalogram (EGG) pada minggu ke-8.

ü Medula spinalis terbentuk dari ujung panjang tabung neural. Pada mudigah, korda spinalis berjalan sepanjang kolumna vertebralis, tetapi setelah itu korda spinalis tumbuh lebih lambat. Pada minggu ke-24, korda sinalis memanjang hanya sampai S1, saat lahir sampai L3 dan pada orang dewasa sampai L1. Mielinisasi korda spinalis mulai pada pertengahan gestasi dan berlanjut sepajang tahun pertama kehidupan. Fungsi sinaps sudah cukup berkembang pada minggu ke delapan sehingga terjadi fleksi leher dan badan.

Struktur ektodermal lainnya, yaitu neural crest, berkembang menjadi sistem saraf perifer. Sel neural crest yang terlepas dari tepi lateral lipatan neural, menghasilkan ganglion spinal dan ganglion sistem autonom serta sejumlah sel jenis lain. Mesoderm paraksial, yang paling dekat dengan notokord dan neural tube yang sedang berkembang, berdiferensiasi untuk membentuk pasangan blok jaringan atau somit. Somit pertama muncul pada hari ke-20. Terdapat sekitar 30 pasagan somit pada hari ke-30 yang meningkat menjadi total 44 pasangan. Somit berdiferensiasi menjadi sklerotom, miotom, dan dermatom yang masing-masing menghasilkan tulang rangka sumbu, otot rangka dan dermis kulit.

¥ Perkembangan saraf janin intra uterus

Trimester I (0 - 12 minggu)

o Pada minggu ke-8, serabut-serabut saraf tersebar ke seluruh tubuh.

o Pada usia 10 minggu, rangsangan lokal dapat memicu gerakan berkedip, gerakan membuka mulut, penutupan jari tangan yang tidak sempurna, dan fleksi plantar jari kaki.

o Minggu ke-11 atau ke-12, janin membuat gerakan nafas, menggerakkan seluruh anggota geraknya dan mengubah posisi di dalam rahim.

o Janin dapat menghisap ibu jarinya dan berenang dalam kolam cairan amnion, bersalto dan mungkin membuat simpul pada korda umbilikalis.

o Janin berespons terhadap kebisingan, sinar yang kuat, stimulasi yang mengganggu pada kulit, dan penurunan suhu dengan mengubah respons otonom, misalnya kecepatan denyut jantung dan dengan bergerak.

Gambar 1.1 Perkembangan janin intra uetrus trimester I

Trimester II (12 - 28 minggu)

o Gerakan janin dapat dirasakan sejak usia gestasi 14 minggu; "latihan fisik" diperkirakan membantu pertumbuhan otot dan ekstremitas.

o Pada minggu ke-16, sistem saraf janin mulai berfungsi. Stimulasi dari otak sudah di respons oleh otot-otot sehingga janin bisa mengoordinasikan gerakannya.

o Janin makin aktif bergerak. Dia menendang-nendang bahkan melakukan aksi berputar dalam rahim ibu. Apabila gerakan cukup kuat untuk di rasakan ibu sebagai gerakan bayi maka terjadilah quickening. Untuk nulipara, perasaan ini biasanya di alami setelah minggu ke-16 gestasi. Pada multipara, quickening dapat dirasakan lebih awal. Pada waktu itu, ibu menjadi sadar akan siklus tidur dan bangun janin.

Trimester III (28 - 36 minggu)

o Perkembangan pesat dalam tubuh janin pada awal bulan ke-7 terjadi pada sistem saraf pusatnya, terutama pada otaknya. Bagian otak yang mengalami perkembangan paling pesat adalah otak yang mengelola proses penyampaian informasi kepada organ pendengaran serta organ penglihatan. Perkembangan ini memungkinkan si kecil mampu mengenali dan membedakan antara suara sang ibu dan anggota keluarga lainnya, meskipun suara yang didengar belum sejernih suara aslinya. Kelopak matanya juga telah dapat membuka dan menutup.

o Bola matanya telah dapat digunakan untuk melihat. Bila si ibu berdiri di tempat yang cukup terang, si kecil dapat melihat siluet benda-benda di sekitar ibunya.

o Memasuki bulan ke-9, proses yang terjadi bukanlah proses pembentukan, tetapi lebih bersifat penyempurnaan. Selama trimester ketiga ini, integrasi fungsi saraf otot berlangsung secara pesat.

Pada aterm, susunan saraf sudah siap untuk menerima dan mengolah informasi. Fungsi korteks serebrum pada manu­sia relatif imatur dibandingkan dengan yang ditemukan pada spesies mamalia lainnya. Mielinisasi sempurna jalur motorik yang panjang terjadi setelah lahir, sehingga gerakan halus jari tangan, misalnya, belum tampak sampai beberapa bulan setelah lahir.

¥ Perkembangan saraf janin ekstra uterus

Setelah lahir, susunan saraf mengalami perkembangan pesat sebagai respons terhadap peningkatan input sensorik. Refleks mungkin sedikit tertekan pada 24 jam pertama, terutama apabila terjadi penyaluran transplasenta analgesia narkotik, tetapi kemudian beberapa refleks mulai tampak. Pada kasus asfiksia berat, skor Apgar yang rendah atau kerusakan saraf, refleks tertekan atau mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk muncul.

o Refleks menggenggam atau refleks Moro digunakan untuk menilai kemampuan refleks bayi baru lahir.

o Bayi juga memperlihatkan genggaman palmar yang kuat dan gerakan melangkah ritmik. Banyak refleks yang terdapat pada neonatus akan menghilang kecuali apabila terjadi proses patologis, yaitu refleks tersebut muncul pada masa dewasa.

o Bayi memperlihatkan kesadaran umum akan keadaan di sekitarnya dan bereaksi terhadap suara dan cahaya.

o Bayi lahir dengan jalur sensorik yang aktif (Haith, 1996).

o Penelitian membuktikan bahwa neonatus dapat mengenali bau ASI. Mereka dapat membedakan rasa dan tampaknya lebih menyukai rasa manis.

o Walaupun bayi sudah dapat melihat pada saat lahir, terjadi perkembangan pesat ke­mampuan visual dalarn 6 bulan pertama.

o Neonatus memperlihatkan ketajaman penglihatan yang terbatas tetapi tampaknya berfokus pada jarak 20 cm. Sejak lahir, bayi dapat membedakan antara kontras dan kontur serta dapat mengikuti gerakan.

o Neonatus mampu mendengar dan membedakan suara, terutama yang berfrekuensi rendah sampai sedang. Penelitian membuktikan bahwa neonatus dapat mengenal suara ibu mereka dan lebih menyukai intonasi ritmik mengalun seperti menyanyi (DeCasper & Fifer, 1980) Neonatus terbuai oleh suara ritmik bernapas, denyut jantung, dan peristaltik usus, yang mereka dengar, misalnya, selagi digendong.

o Bayi tampak terfokus pada rangsang visual dan tampaknya mengolah informasi sensorik.

o Pada keadaan terjaga aktif, kecepatan pernapasan meningkat den ireguler.

o Terjadi perubahan warna kulit, banyak aktivitas, dan bayi memperlihatkan peningkatan kepekaan terhadap rangsangan., Menangis adalah cara berkomunikasi yang biasanya merupakan respons terhadap rangsangan yang tidak menyenangkan. Biasanya neonatus menutup mata mereka, menyeringai, dan mengeluarkan suara. Namun, bayi prematur mungkin tidak mampu membuat keributan.

Dahulu pernah dianggap bahwa tingkat mielinisasi yang belum sempurna dan tidak adanya pengalaman menyebab­kan neonatus tidak dapat merasakan nyeri. Persyaratan anatomis dan fungsional untuk merasakan nyeri sudah berkembang sejak awal dan neonatus memperlihatkan respons fisiologis setupa dengan orang dewasa (Porter, 1989). Pengeluaran katekolamin dan kortisol meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan berubah, laju metabolisms dan konsumsi oksigen meningkat, dan kadar glukosa darah meningkat. Kecepatan penyaluran rangsang mungkin lebih lambat tetapi jarak antara reseptor nyeri dan otak yang lebih pendek mengompensasi hal tersebut. Penilaian nyeri mungkin sulit dilakukan karena nyeri dapat diekspresikan secara berbeda; ekspresi wajah dapat diguna­kan, tetapi sebagian bayi cenderung menarik diri dan meningkatkan kepasifan dan pola tidur sebagai respons terhadap nyeri.

2.2 Imunologi Pada Janin

¥ Pengertian

Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing seperti mikroorganisme, molekul-molekul berpotensi toksik, atau sel-sel tidak normal (sel terinfeksi virus atau malignan). Sistem ini menyerang bahan asing atau antigen dan juga mewujudkan peringatan tentang kejadian tersebut supaya pendedahan yang berkali-kali terhadap bahan yang sama akan mencetuskan gerak balas yang lebih cepat dan bertingkat.

¥ Penggolongan antibodi

Antibodi

Peran dan karakteristik

IgG

Antibodi yang paling banyak (85% dari antibodi dalam sirkulasi), ditemukan di darah dan semua kompartemen cairan termasuk cairan serebrospinalis. Di produksi dalam jumlah yang besar pada respon adaptip sekunder sehingga mencerminkan riwayat pajanan terhadap patogen. Bertahan lama. Dapat berdifusi keluar dari aliran darah ke tempat infeksi akut dan dapat menembus plasenta. Bekerja sebagai opsonin kuat yang menjembatani fagosit dan sel sasaran. Penting dalam pertahanan terhadap bakteri dan pengaktifan sistem komplemen melalui jalur klasik.

IgV

Molekul IgM bergabung dalam kelompok lima "pentamer IgM" sehingga cenderung menggumpalkan antigen yang menjadi sasaran fagosit dan sel NK. Merupakan molekul besar sehingga tidak dapat berdifusi keluar aliran darah. Merupakan aktivator kuat sistem komplemen, penting dalam respon imun terhadap bakteri. Antibodi pertama yang diproduksi daat tubuh menghadapi suatu antigen baru.

IgA

Sebagian besar dalam sekresi, misalnya air liur, air mata, keringat, dan air susu terutama kolostrum. Menyatu dalam kelompok yang terdiri atas dua atau tiga molekul. Melindungi tubuh dengan melekat ke patogen dan mencegah perlekatan patogen ke rongga tubuh. Tidak dapat mengaktifkan komplemen atau menembus plasenta.

IgE

Ekornya berlekatan dengan reseptor di sel mast sehingga berperan dalam peradangan akut, respon alergi dan hipersensitivitas. Tempat pengikatan untuk antigen di parasit yang lebih besar, misalnya cacing dan flukes. Sebagian orang memiliki IgE untuk protein lingkungan yang tidak berbahaya misalnya serbuk sari, kutu debu rumah, dan penisilin.

IgD

Jarang disintesis, hanya sedikit yang diketahui tentang fungsinya. Berukuran besar, hanya dapat ditemukan di darah. Mungkin terlibat dalam stimulasi sel B oleh antigen.

Tabel 1.1 Kelas antibodi

¥ Perkembangan Imunologi janin

Pada kehamilan dini, antibodi yang dihasilkan janin jauh sangat kurang untuk merespon invasi antigen ibu/invasi bakteri. Dari minggu ke 20 kehamilan, respon imun janin terhadap antigen mulai meningkat. Respon janin dibantu oleh pemindahan molekul antibodi dari ibu (asalkan ukurannya tidak terlalu besar) ke janin sehingga memberikan perlindungan pasif yang menetap sampai beberapa minggu. Proses kelahiran sendiri, mulai dari pecahnya kantong amnion yang tersegel dan seterusnya akan membuat janin terpajan dengan mikroorganisme baru. Candida alicans, gonococcus dan herpes virus dapat dijumpai pada vagina. Pada kasus infeksi herpes yang diketahui, pelahiran pervaginam tidak diperbolehkan. Begitu lahir, bayi cenderung akan bertemu dengan Staphylococcus aureus, suatu mikroorganisme dimana resisten bayi tehadapnya sangat kecil.

Untuk mengimbangi status imunologi yang belum berkembang dengan baik pada bayi baru lahir, maka pengawasan antenatal yang cermat, pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi atau terapi untuk mengatasi infeksi, teknik-teknik melahirkan yang aseptik tanpa memasukkan mikroorganisme dan perawatan yang cermat dengan memperhatikan segala aspek dalam penanganan bayi baru lahir, semuanya ini merupakan tindakan yang sangat penting.

¥ Sistem Imun Pasif pada Janin

Dalam perkembangannya, Janin dapat terlindung dari lingkungan yang berbahaya selama dalam kandungan. Umumnya kuman patogen atau bibit penyakit tidak dapat menembus barier placenta. Bayi yang baru lahir, tanpa adanya antibodi, akan sangat mudah terinfeksi. Bayi yang mature telah memperoleh antigen dan imunitas pasif dari ibu terhadap jenis-jenis tertentu dalam waktu 6 minggu atau lebih sebelum dilahirkan. Namun demikian, bayi yang meninggalkan lingkungan yang steril untuk kemudian secara tiba-tiba bertemu dengan banyak mikroorganisme dan antigen lainnya. Diperlukan waktu beberapa minggu sebelum imunitas aktif terbentuk.

Proses penyaluran imun pasif dari maternal : Sistem imun janin diperkuat oleh penyaluran imunoglobulin menembus plasenta dari ibu kepada janinnya melalui aliran darah yang membawa antibodi serta penyaluran melalui air susu. Profil imunoglobulin yang disalurkan melalui plasenta dan disekresikan melalui air susu bergantung pada mekanisme transportasi spesifik untuk berbagai kelas imunoglobulin. IgG ibu menembus plasenta ke dalam sirkulasi janin melalui mekanisme aktif spesifik, yang efektif dari sekitar usia gestasi 20 minggu, tetapi aktivitasnya meningkat pesat sejak usia gestasi 34 minggu. Ibu akan menghasilkan respons imun terhadap antigen yang ia temui dengan menghasilkan IgG, yang dapat melewati plasenta. Bahkan kadar IgG ibu rendah, IgG akan tetap di salurkan melalui plasenta. Hal ini berarti janin akan mendapat imunisasi pasif terhadap patogen yang besar ditemukan di lingkungan setelah lahir. Imunitas pasif ini memberikan perlindungan temporer penting pascanatal sampai sistem bayi sendiri matang dan menghasilkan sendiri antibodi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

ý Sistem Persarafan Pada Janin

Pembentukan sistem saraf pada janin ; Ektoderm adalah lapisan yang paling atas dan akan membentuk sistem saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Selama minggu kelima, tingkat pertumbuhan yang berbeda menimbulkan banyak lekukan pada tabung neural, sehingga dihasilkan tiga daerah otak : otak depan, otak tengah dan otak belakang. Otak depan berkembang menjadi mata (saraf kranial II) dan hemisfer otak. Saraf kranial III dan IV (occulomotorius dan trochlearis) terbentuk dari otak tengah. Otak belakang membentuk medula, spons, serebelum dan saraf kranial lain.

Perkembangan saraf janin intra uterus

Trimester I (0 - 12 minggu)

o Pada minggu ke-8, serabut-serabut saraf tersebar ke seluruh tubuh.

o Pada usia 10 minggu, rangsangan lokal dapat memicu gerakan.

o Minggu ke-11 atau ke-12, janin membuat gerakan nafas, menggerakkan seluruh anggota geraknya dan mengubah posisi di dalam rahim.

o Janin dapat menghisap ibu jarinya dan berenang dalam kolam cairan amnion, bersalto dan mungkin membuat simpul pada korda umbilikalis.

o Janin berespons terhadap kebisingan, sinar yang kuat, stimulasi yang mengganggu pada kulit, dan penurunan suhu.

Trimester II (12 - 28 minggu)

o Gerakan janin dapat dirasakan sejak usia gestasi 14 minggu;

o Pada minggu ke-16, sistem saraf janin mulai berfungsi.

o Janin makin aktif bergerak.

Trimester III (28 - 36 minggu)

o Perkembangan pesat dalam tubuh janin pada awal bulan ke-7 terjadi pada sistem saraf pusatnya, terutama pada otaknya.

o Bola matanya telah dapat digunakan untuk melihat.

o Memasuki bulan ke-9, proses yang terjadi bukanlah proses pembentukan, tetapi lebih bersifat penyempurnaan.

Perkembangan saraf janin ekstra uterus : Refleks menggenggam atau refleks Moro digunakan untuk menilai kemampuan refleks bayi baru lahir. Bayi juga memperlihatkan genggaman palmar yang kuat dan gerakan melangkah ritmik. Bayi memperlihatkan kesadaran umum akan keadaan di sekitarnya dan bereaksi terhadap suara dan cahaya. Bayi lahir dengan jalur sensorik yang aktif (Haith, 1996). Penelitian membuktikan bahwa neonatus dapat mengenali bau ASI. Walaupun bayi sudah dapat melihat pada saat lahir, terjadi perkembangan pesat ke­mampuan visual dalarn 6 bulan pertama. Neonatus memperlihatkan ketajaman penglihatan yang terbatas tetapi tampaknya berfokus pada jarak 20 cm. Sejak lahir, bayi dapat membedakan antara kontras dan kontur serta dapat mengikuti gerakan. Neonatus mampu mendengar dan membedakan suara, terutama yang berfrekuensi rendah sampai sedang. Bayi tampak terfokus pada rangsang visual dan tampaknya mengolah informasi sensorik.

ý Imunologi Pada Janin

Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing seperti mikroorganisme, molekul-molekul berpotensi toksik, atau sel-sel tidak normal (sel terinfeksi virus atau malignan). Penggolongan antibodi; IgG, IgV, IgA, IgD, IgE. Perkembangan Imunologi janin ;

Pada kehamilan dini, antibodi yang dihasilkan janin jauh sangat kurang untuk merespon invasi antigen ibu/invasi bakteri. Dari minggu ke 20 kehamilan, respon imun janin terhadap antigen mulai meningkat. Respon janin dibantu oleh pemindahan molekul antibodi dari ibu (asalkan ukurannya tidak terlalu besar) ke janin sehingga memberikan perlindungan pasif yang menetap sampai beberapa minggu.

Sistem Imun Pasif pada Janin ; Dalam perkembangannya, Janin dapat terlindung dari lingkungan yang berbahaya selama dalam kandungan. Umumnya kuman patogen atau bibit penyakit tidak dapat menembus barier placenta.

Proses penyaluran imun pasif dari maternal : Sistem imun janin diperkuat oleh penyaluran imunoglobulin menembus plasenta dari ibu kepada janinnya melalui aliran darah yang membawa antibodi serta penyaluran melalui air susu.

DAFTAR PUSTAKA

Llewellyn Derek. 2001. " Dasar-dasar Obstetri dan ginekologi " Edisi 6. Jakarta : Hipokrates.

sumber: http://www.kompas.com/company/shp/kehamilan

Farrer Helen. 1999. " Perawatan Maternitas ". Jakarta : EGC.

Gary F Cunningham, etc. 2005. " Obstetri Williams ". Jakarta : EGC.